Santai

Cerita Urban Pasukan Jaket Kuning


Cerita urban, atau yang lebih dikenal dengan urban legend, adalah sebuah cerita yang asalnya tidak jelas dan menyebar secara spontan dari mulut ke mulut. Banyak universitas di Indonesia memiliki cerita urbannya masing-masing, tidak terkecuali Universitas Indonesia, dan tidak terkecuali pula unit marching band di bawah naungannya. Dalam tulisan kali ini, penulis ingin berbagi beberapa cerita urban yang pernah sampai ke telinga penulis. Perlu diperhatikan bahwa penulis tidak pernah mengklaim cerita-cerita di bawah adalah nyata atau tidak, karena penulis sendiri hanya mendengar cerita yang entah sudah revisi ke berapa.

Sedikit peringatan, bagi kamu yang tidak terlalu pemberani, ada kemungkinan cerita-cerita di bawah akan menimbulkan sedikit rasa parno atau tidak nyaman. Penulis tidak bertanggung jawab atas efek yang terjadi setelah kamu membaca cerita-cerita di bawah.

Jika kamu sudah siap, berikut ceritanya

.

.

.

.

.

Di Antara Pohon

Pusgiwa yang dulu bukan lah Pusgiwa yang sekarang. Sekitar 4-5 tahun yang lalu, sisi utara Pusgiwa yang kini dikenal dengan nama Aula 1 bentuknya tidak seperti sekarang. Saat itu, Aula 1 merupakan sebuah lahan semi indoor yang disebut Pusbintakwa (atau Pusbintaqwa?). Daripada penulis jabarkan wujud Pusbintakwa dalam satu halaman sendiri, kamu bisa melihat wujud tempat tersebut di video sparring drumbattle MBUI vs MBWG ITB di sini. Yap! Kalau kamu lihat di video tersebut, di belakang kerumunan penonton terhampar wilayah gelap yang merupakan hutan, yang langsung terhubung ke danau.

Cerita pertama ini bermula saat salah satu section di MBUI sedang pemanasan di Pusbintakwa. Saat itu, sang pelatih berdiri membelakangi hutan yang artinya pasukan di section tersebut latihan dalam pandangan ke arah hutan. Awalnya tidak ada yang aneh, semua latihan dan pemanasan seperti biasa sambil sesekali diselingi haha hihi antar pasukan. Setelah jeda istirahat, section tersebut kembali membentuk barisan untuk memulai sesi latihan berikutnya. Tiba-tiba, salah seorang pasukan histeris sambil menunjuk ke arah kegelapan. Tepat! Seperti yang kamu duga, pasukan tersebut baru saja melihat sebuah sosok putih yang melompat dari satu pohon ke pohon lainnya. Sialnya, dia bukan satu-satunya yang melihat sosok tersebut, anggota section lain yang menyadari hal tersebut ternyata juga ikut melihat sosok yang sama di antara pohon di kegelapan.

Saat ini, lokasi kejadian sudah menjadi Aula 1 dan hutan gelap itu sendiri sedang dibangun untuk perluasan Pusgiwa. Pertanyannya, sosok yang dilihat di Pusbintakwa saat itu…..pindah kemana? Coba dicari di Aula 1.

Pelatih Kedua

Gymnasium UI memiliki lahan parkir yang salah satu sisinya langsung bersebelahan dengan pohon-pohon yang akan gelap jika malam. Mirip dengan cerita sebelumnya, kisah kali ini masih melibatkan section yang latihan dengan menghadap ke kegelapan dengan sang pelatih membelakangi kegelapan tersebut. Uniknya, section yang terlibat dalam cerita ini adalah section yang sama dengan cerita sebelumnya. Dari segi timeline, penulis sendiri kurang tahu mana yang terjadi lebih dulu.

Saat itu adalah latihan tambahan, yaitu latihan yang dilakukan setelah jam latihan reguler. Artinya, latihan dilakukan di atas sekitar jam 9 malam. Semua kegiatan berjalan seperti biasa, apel pulang, evaluasi, lalu section ini bersiap untuk kembali latihan. Entah apakah langsung kejadian atau setelah beberapa saat, namun tiba-tiba beberapa anggota section tersebut melihat ada sosok lain yang berdiri tepat di belakang pelatih mereka. Menurut versi cerita yang penulis dengar, sosok tersebut tinggi dan hitam besar, dan hanya diam berdiri di belakang sang pelatih yang sedang memberi arahan.

Menilik pada dua cerita di atas, mungkin ada baiknya kita melihat-lihat lagi kalau mencari spot latihan. Pastikan anggota section atau pun pelatih kita tidak tiba-tiba bertambah, atau ada “pihak lain” yang tiba-tiba ingin bergabung…

Mereka yang Datang

Menjelang kompetisi, biasanya latihan semakin gila-gilaan. Untuk mengejar target, dalam satu latihan bisa diadakan 2-3 kali run through (rehearsal). Nah, cerita berikut datang dari momen run through yang diadakan saat latihan. Run through ini memang bukan diadakan di ujung latihan sehingga terjadi di waktu yang cukup malam, melainkan run through yang diadakan selepas istirahat maghrib.

Saat itu, MBUI tengah mempersiapkan diri dalam menghadapi proyek luar negeri pertamanya setelah sekian tahun vakum dari ajang internasional. Dalam proyek tersebut, MBUI mempunyai repertoire penutup yang nuansanya memang terasa dingin, misterius, sakral, dan yaa…memang agak spooky. Selepas istirahat maghrib, pasukan pun diarahkan untuk bersiap melakukan run through. Lagu satu, dua, dan tiga berlalu tanpa ada anomali. Di lagu keempat, saat memasukin momen “menyeramkan” dari lagu tersebut, suasana mendadak berubah dan menurut pengakuan mereka yang menonton dari tribun, ada sesuatu yang hadir di atas para pemain saat lagu tersebut dibawakan. Perubahan suasana yang terjadi di antaranya adalah angin yang tiba-tiba berhembus, terciumnya wangi bunga melati, sampai munculnya semacam orbs yang lalu lalang di atas pasukan saat sedang run through.

Penulis jadi ingat nasehat orang tua waktu penulis kecil. Jangan main pas maghrib-maghrib, karena pas maghrib itu…waktunya “mereka” keluar.

Pintu Gudang

Selain di Pusgiwa, MBUI juga memiliki markas di Gymnasium. Ruangan yang disebut sebagai Gudang Gym tersebut memang digunakan untuk menyimpan berbagai perlengkapan, seperti kostum, alat, piala/piagam, dan beberapa perintilan lainnya. Dan, cerita kali ini datang dari tempat yang kerap menjadi lokasi kerja bagi beberapa divisi di kepengurusan MBUI tersebut.

Menurut cerita, kejadian tersebut berlangsung pada siang hari. Salah seorang pengurus saat itu sepertinya sedang berada di gudang, entah bersiap-siap melayani fitting kostum, atau memang jadwal piket untuk bersih-bersih atau apapun. Yang jelas, saat itu ia sedang atau masih sendiri saat tiba di gudang Gym. Buat kamu yang mungkin belum ngeh, gudang Gym memiliki sebuah pintu di ujung ruangan, tertutup deretan kostum, yang tembus ke tangga sisi lain dari Gym. Pintu tersebut tampaknya memang tidak bisa atau tidak pernah dibuka, karena tertutup rapat dan akses ke pintu tersebut juga sulit karena tertutup tumpukan kardus-kardus.

Saat pengurus tersebut sedang beres-beres di sisi utara gudang, tiba-tiba ia mendengar bunyi berisik dari sisi selatan gudang alias di belakangnya. Bunyinya itu seperti ada yang berlari di antara barang-barang yang disimpan di gudang tersebut. Karena reflek, ia pun menoleh ke arah sumber suara di belakangnya. Ia langsung kaget saat melihat sekelibat bayangan hitam seolah berlari dari arah pintu masuk gudang menuju ke pintu di ujung gudang tersebut.

Hmmm…apakah ia sosok yang sama dengan sang pelatih kedua?

Itu Temanmu?

Tidak lengkap rasanya kalau menjadi anak MBUI tapi tidak pernah mencicipi yang namanya penampilan. Selain memperkaya skill dan tabungan lagu, ikut penampilan juga memberikan pengalaman dalam tampil di depan banyak orang dan tentunya adalah konsumsi tanpa biaya. Lumayan.

Kalau kamu pernah penampilan, kamu tentu tahu jadwal apel yang seringkali terjadi di waktu antara malam dan pagi. Cerita kali ini terjadi saat ada penampilan yang sudah harus apel di Gym pada jam 03.00 pagi. Saat itu, salah seorang penampil datang ke Gym diantar oleh ibunya dengan mengendarai mobil. Menurut cerita, saat itu ia sudah janjian dengan penampil lainnya di sekitaran pintu Kutek. Oleh karena itu, sang ibu pun mengendarai mobilnya dengan perlahan menyusuri jalan antara Kukel dan Kutek, jaga-jaga kalau teman sang anak sudah menunggu di tepi jalan.

Saat mendekati pintu Kutek, sang anak dikejutkan saat sang ibu dengan polosnya menunjuk sesosok putih di dekat gardu PLN Kutek yang tampak bergerak mendekat dengan ‘tidak berjalan’.

“Itu temanmu?” ujar sang ibu saat itu. Meski pun atribut saat itu memang kaos putih dan kerudung putih, sang anak tahu kalau teman yang ditunggunya itu dalam keadaan baik-baik saja untuk berjalan normal mendekatinya ketimbang…..melompat.

—000—

Demikian cerita-cerita urban di sekitar MBUI yang kebetulan pernah mampir ke telinga penulis. Sekali lagi, penulis tidak pernah mengklaim cerita tersebut nyata atau tidak, karena cerita-cerita tersebut adalah cerita yang asalnya tidak diketahui dan biasanya sudah tersebar dari mulut ke mulut, baik saat team building, saat makan bareng habis latihan, atau saat momen momen kebersamaan lainnya.

So, lemesin aja bacanya. (RI)