Bagai yin dan yang, uang koin, The Force, sampai obat puyer, segala hal di dunia ini memiliki dua sisi, yaitu baik dan buruk, dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Begitu pun dengan marching band. Sudah terlalu jamak rasanya kita membaca artikel mengenai manfaat mengikuti kegiatan marching band, baik dari segi jasmani, rohani, psikologis, sosial, politik, motorik, dan lainnya. Kali ini, saya akan coba menjabarkan sedikit mengenai sisi gelap dari marching band, atau bahasa kerennya dark side, alias juga efek samping.

Join me, son! (Source : cracked.com)
Tentu saja, artikel ini tidak dimaksudkan untuk menjelek-jelekkan kegiatan tercinta kita semua, melainkan lebih kepada sebagai peringatan karena efek samping ini hanya timbul kepada mereka yang tidak menjalaninya dengan baik.
Apa saja sisi gelap dari marching band? Berikut penjabarannya :
1. Biasa Bersembunyi
Di marching band, kita akan dihadapkan pada budaya kerja sama dan gotong royong yang sangat kuat. Satu instrumen dimainkan bersama-sama dalam waktu yang sama. Satu display dibentuk dari ratusan orang. Meski kita selalu diwanti-wanti agar memiliki tanggung jawab individu, masih ada saja oknum-oknum yang tidak menyerapi wejangan tersebut. Alhasil, mereka yang tidak menanamkan tanggung jawab individu tadi akan terbentuk menjadi pribadi yang biasa bersembunyi di balik mereka yang lebih disiplin, lebih bekerja keras, dan tentunya memiliki skill lebih mumpuni. Ini akan menjadi kebiasaan yang buruk hingga pada akhirnya kita akan menjadi orang yang tidak bisa mengerjakan sesuatunya sendiri secara maksimal. Penyebabnya, karena itu tadi, kita biasa seadanya dengan harapan mereka yang lebih mumpuni akan menutupi kekurangan kita.
2. Minim Pengalaman
Dunia marching band menawarkan banyak sekali pengalaman yang bisa diserap dan didapat oleh anggotanya. Namun, hal itu hanya berlaku bagi mereka yang menerima tawaran tersebut. Pengalaman yang ditawarkan marching band secara garis besar berasal dari 2 hal, yaitu proyek dan unit itu sendiri. Dari proyek, kompetisi jangka panjang yang biasanya dijalani sebuah unit akan memberi banyak warna bagi kehidupan anggotanya YANG menjalani prosesnya dengan baik. Bagi mereka yang setengah hati dan hanya Lapu-Lapu (latihan-pulang -latihan-pulang), piala juara satu pun akan terasa hambar karena tidak ada yang dia dapatkan kecuali rasa lelah dan waktu yang tidak terasa berlalu dengan cepat.
Dari unit itu sendiri, marching band bisa dibilang menawarkan miniatur dunia kerja, yang dimulai sebagai anak baru, lalu menjadi anak lama yang membimbing anak baru, setelah itu dipecah sesuai passion masing-masing, apakah teknis atau manajemen. Bagi mereka yang teknis, naik jabatan menjadi asisten pelatih, kemudian pelatih, lalu caption head, bahkan sampai program director tentu akan menjadi pengalaman yang sangat bernilai. Bagi mereka yang passion di bidang manajemen, menjadi staff, lalu manager, hingga ketua pun akan membentuk kita menjadi problem-solver yang handal. Namun, kalau kamu baru 1 proyek lalu menghilang, jangan salahkan unitmu ketika kamu lulus dan interview kerja namun pengalamanmu selama di marching band dianggap tidak bernilai di mata calon employer-mu.
3. Banyak Musuh
Dalam satu unit marching band biasanya terdiri dari puluhan atau bahkan ratusan orang. Hal tersebut adalah lahan basah untuk membangun koneksi dan memperluas pertemanan. Namun, jangan salah, berinteraksi dengan banyak orang bagai pisau bermata dua, di sisi lain akan membuat kita punya banyak teman, tapi di sisi lain bisa membuat kita mempunyai musuh.
Hasil yang kita dapat dari interaksi dengan orang lain tergantung pada kita sendiri, apakah kita selama ini bersikap baik atau justru hobi mencari masalah dan bersikap rese. Sikap-sikap yang bisa membuat kita menjadi public enemy antara lain : suka bolos, mementingkan diri sendiri, hobi menebar aura negatif, hingga yang paling parah adalah meninggalkan unit dan proyek tanpa kabar apapun. Sikap-sikap negatif di atas bahkan bisa membuat teman yang sudah dekat pun menjauh, bayangkan jika kita melakukannya terhadap puluhan orang di unit kita?
4. Kesehatan Terganggu
Kegiatan marching band sesungguhnya berisi kegiatan yang seharusnya membuat badan menjadi fit dan segar bugar. Bisa dibilang, ikut marching band seperti ikut fitness hanya saja gratis dan beramai-ramai. Masalahnya, kalau kita tidak bisa memanfaatkan hal tersebut dengan optimal, efeknya justru menjadi bumerang untuk kita sendiri.
Selesai latihan, nongkrong di warkop sampai larut atau bahkan begadang, makan mie instan, lalu sampai di kos langsung tidur. Itu adalah contoh sederhana dari kesalahan yang tanpa kita sadari sering kita lakukan berulang-ulang. Alih-alih mendapatkan badan sehat atau menurunkan berat badan, yang terjadi justru sebaliknya.
5. Kuliah Terganggu
Jika kamu sudah membaca artikel ini, kamu tentu tahu berapa banyak waktu yang kamu gunakan untuk mengikuti kegiatan marching band. Hal tersebut membuat manajemen waktu menjadi mutlak sangat diperlukan bagi anggotanya. Saking pentingnya, kamu akan menemukan 3 artikel di web ini yang membahas terkait waktu dan manajemennya. Pasalnya, kegagalan dalam menerapkan manajemen waktu yang baik akan berakibat pada terganggunya siklus kehidupan kita. Tidak hanya kuliah, bisa juga mengganggu kegiatan kita bersosialisasi di kampus, waktu bersama keluarga, atau mengganggu marching band itu sendiri.
Marching band adalah sebuah organisasi. Dan sebagaimana organisasi lainnya, kita bisa menemukan contoh yang patut diikuti dan juga contoh yang mungkin tidak perlu kita ikuti di antara anggota organisasi. Jika kita menyalahkan organisasi karena membuat kuliah terganggu, maka kita perlu membuka mata lebih lebar kalau ada teman-teman lain yang tetap berprestasi di kuliahnya dengan tetap menjaga komitmen terhadap organisasinya. Jadi, semua kembali pada diri sendiri dalam menerapkan manajemen yang baik sebagai mahasiswa.
—000—
Begitulah 5 sisi gelap di dunia marching band yang saya amati. Tentunya, saya berharap kita semua tidak terjebak di sisi gelap dan bisa mengambil banyak hal positif selama berkegiatan di dunia marching band. Ingatlah, marching band menawarkan banyak sekali hal positif, mulai dari kesehatan fisik, lingkungan sosial, organisasi, pembentukan kepribadian, dan lainnya. Sisanya adalah kembali kepada individu masing-masing apakah menerima tawaran tersebut atau tidak. (RI)